Rabu, 04 Agustus 2010

Berani mengambil risiko.

Risiko adalah tolak ukur terhadap seseorang. Orang yang tdk berani mengambil risiko adalah mereka yang berusaha menjaga apa yang sudah dimiliki. Orang yang berani mengambil risiko seringkali akhirnya memiliki nilai lebih.
-Paul Arden (Young on Top)-

Beberapa peserta suatu outbond dengan tenang dan penuh semangat meniup balon hingga pecah. Tepuk tanganpun riuh diikuti canda tawa. Beberapa peserta menutup kuping, sambil meringis, dan ada beberapa yang benar-benar takut. Letusan balon yang bertubi-tubi membuat suasana ruangan menjadi sangat seru dan ramai.

Mengapa ada orang yang tidak berani meniup balon?

Haruskan kita takut meniup balon hingga pecah? Mengapa takut? mengapa tidak berani melakukan hal yang sederhana ini ? Mengapa bayangan ketakutan itu begitu besar. Mengapa ragu? Mengapa ada yang memutuskan untuk tidak meniup balon, karena takut kaget?

Yang lebih menarik lagi, setiap balon yang pecah, mereka yang memutuskan tidak meniup, justru yang paling kaget, sedang yang meniup malah senang dan bertepuk tangan dengan gembira. Mereka yang masih berjuang dengan balonnya, malah tidak terganggu dan terus meniup balonnya.

Bayangkan bila pecahnya balon adalah sebuah KESUKSESAN. Maka mereka yang berhasil akan gembira, mereka yang masih sibuk berjuang untuk kesuksesan, tidak akan terganggu dan malah tambah semangat. Sedang mereka yang hanya menonton, akan tersiksa. Apakah anda sekarang ini sedang meniup balon, atau hanya sebagai penonton mereka yang berjuang?

Sekali lagi haruskah anda hanya menjadi penonton peniup balon?
Segeralah ambil tindakan dan "tiup balon" anda hingga pecah. Beranikan diri untuk mengambil risiko. Apa risiko terbesar anda bila anda meniup balon hingga pecah? Tidak ada yang terlalu berbahaya, anda paling hanya kaget. Kalau risiko terbesarnya anda siap, lalu apa yang menahan anda untuk bertindak. Jangan jadikan bayangan kekawatiran anda membuat anda tidak melakukan hal-hal yang seharusnya anda lakukan.
Jangan hal-hal kecil menakutkan anda, padahal itu benar-benar hanya ada dalam pikiran anda. Jika dipikir secara logika, anda tidak perlu takut untuk melangkah. Cobalah untuk menjadi berani dan hilangkan keraguan anda dengan menyiapkan dan berfikir risiko terbesar yang akan terjadi.

Risiko terbesar anda siap, maka melangkahlah, mulailah dan kerjakan.
Tiada kekuatan yang paling DAHSYAT dalam membuat sebuah perubahan kecuali tiga hali ini: Action! Action! Action!

Sahabat sukses, banyak hambatan dalam perjalanan. Banyak pilihan dalam persimpangan dan banyak keraguan dalam mengambil keputusan. Pilihlah sesuatu yang menarik, sesuatu yang memiliki risiko. Semakin anda berani mengambil risiko, maka anda akan semakin cepat menggapai kesuksesan. Maka untuk sukses BERANI MENGAMBIL RISIKO adalah sebuah syarat mutlak.

Saya akan beri contoh sederhana. Anda bisa berjalan di atas papan dengan ketinggian 1 meter, maka hanya keluarga anda yang akan menonton. Kemudian anda berani berjalan diatas besi pipa sepanjang 50 meter diatas ketinggian 100 meter, maka seluruh kota akan menonton dan mengagumi anda. Ditambah dengan ditutup matanya, maka dunia akan mengaggumi anda. Semakin besar risiko yang anda ambil, maka kesuksesan spektakuler akan segera anda dapatkan.

Apakah anda masih ingin menjadi penakut, yang tidak berani mengambil risiko? Sepertinya saat ini kita semua harus mulai belajar mengambil risiko. Mulai berani mengambil risiko yang lebih besar di banding hari-hari sebelumnya. Semakin besar risikonya, semakin hebat anda. Semakin cepat anda mengambil risiko, semakin dahsyat perubahan anda.

Jangan biarkan bayangan ketakutan menghambat anda. Risiko terbesar anda sudah siap, dan hasil dahsyat menanti, maka lakukan dan ambil tindakan.
Sahabat sukses, selamat mengambil risiko, dan kesuksesan besar menanti anda. Jalani hidup ini dengan gembira, dan jangan boroskan energy anda untuk hal yang kurang memiliki manfaat bagi progres perubahan anda. Have fun!

Until you value yourself, you will not value your time. Until you value your time, you will not do anything with it.” -- M. Scott Peck

0 komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN TINGGALKAN KOMENTAR YANG MEMBANGUN