Kamis, 05 Agustus 2010

BUDAYAKAN SIKAP BERANI MENGAMBIL RESIKO SEJAK KECIL

Sebuah penelitian meyebutkan bahwa “Sekitar 60% bayi memiliki pembawaan berani mengambil risiko (adventours), sedangkan 40% sisanya lebih hati-hati”.

Siapa bilang bayi tidak berani mengambil risiko? Angka hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa bayi dengan pembawaan berani mengambil risiko lebih banyak (60%) daripada yang tidak (40%). Selain itu, dalam pengamatan sehari-hari pun akan terlihat dengan mudah. Mereka yang tengah belajar merambat, contohnya, akan coba-coba naik ke atas tempat tidur, padahal belum tentu bisa dan risikonya akan terjatuh. Toh semangat untuk mengambil risiko jatuh tak menyurutkan langkah mereka. Begitu juga saat belajar merangkak ke bawah tempat tidur, membalik-balikkan selimut, memanjat-manjat dan bahkan saat mereka belajar berjalan, semua itu butuh keberanian mengambil resiko. Coba bayangkan jika semua anak dilahirkan dalam keadaan tidak berani mengambil resiko, maka akan banyak anak manusia yang cacat karena tidak berani untuk bergerak dari tempat tidurnya.
Pada prinsipnya, manusia dibekali insting untuk bertahan hidup. Salah satunya ya dengan menjelajah. Dengan menjelajah, manusia lebih mengenal lingkungan sekitarnya sehingga lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan. Keinginan manusia mengenal lingkungan ini tidak terkait dengan usia. Umumnya, manusia sudah menunjukkan keinginan untuk menjelajah sejak bayi. Ulah menjelajah ini meski bersifat konstruktif, sekaligus mengandung risiko, lo. Bukankah saat menjelajah anak sangat berpeluang terantuk saat merangkak ke kolong tempat tidur ataupun terpeleset saat memanjat?

Yang pasti, mengenalkan risiko bertujuan menstimulasi pertumbuhan dan perkembangannya. Disamping membuat anak lebih siap untuk melindungi dirinya sendiri. Sebaliknya, dampak tidak memperkenalkan risiko pada anak bisa mengundang bahaya karena anak jadi tidak belajar melindungi diri sendiri. Melihat teman-teman seumurnya mampu melakukan banyak hal, sementara dia tidak, tentu berpotensi memunculkan rasa rendah diri.