Kamis, 05 Agustus 2010

Saatnya Berani Mengambil Resiko

Saat anda mengambil resiko, ada kemungkinan sangat nyata akan terjadinya kegagalan. Tetapi bila anda tidak mengambil resiko, anda sudah pasti gagal.
Memang, beberapa resiko tidak layak ditempuh, TAPI menghindari semua resiko, sama saja dengan menghindari hidup. Bangun pagi mengandung resiko. Pergi ke pasar mengandung resiko. Berkenalan mengandung resiko. Namun semua resiko ini masih cukup bernilai untuk ditempuh, karena resiko-resiko demikian mengikutkan imbalan yang berharga.

Mungkin anda akan mengambil suatu resiko, dan gagal. Tapi itu bukan alasan untuk berhenti mengambil resiko. Belajarlah dari pengalaman dan maju terus. Waktu, kesempatan, dan sumber daya anda akan membusuk serta terbuang percuma bila anda digiring terus pada rasa takut kehilangan waktu dan kesempatan. Resiko terbesar adalah saat anda tidak berani ambil resiko.
Gunakan apa yang anda punya. Jangan biarkan takut akan resiko menjadi penyebab terbesar kegagalan anda. Hitung kembali. Ambil resiko, dan raihlah imbalan yang tersimpan di dalamnya.
Untuk menjadi manusia seutuhnya perlu tekat besar dan usaha keras, sehingga hanya beberapa orang saja yang mempunyai tekat dan keberanian untuk membayar harganya. Manusia harus meninggalkan semuanya untuk mencari keamanan dan mengambil resiko hidup dengan kedua tanganya, Manusia Harus memeluk hidup seperti seorang kekasih.
Untuk mencapai suatu tujuan apapun, pasti ada resikonya. Kita mungkin akan berkata: Saya tidak mau mengambil resiko apapun, Saya tidak mau pergi ke puncak Gunung yang penuh dengan mara bahaya, terkadang Kita tidak menyadari bahwa di Puncak gunung yang penuh dengan bahaya itulah harta karun itu bisa kita ketemukan. Ada hukum yang berlaku di planet ini yang memastikan bahwa keuntungan akan diperoleh setelah menanggung suatu resiko. Dan tidak sebaliknya.
Kebanyakan, kita memulai hidup ini dengan sikap yang sehat terhadap resiko.ketika Kita masih anak-anak. Kita tidak sabar untuk memulai banyak petualanagan-petualangan baru. Itulah sebabnya Ibu kita biasanya akan mendapati anak mereka yang berusia dua tahun, tahu-tahu sudah berada diatas tangga yang paling tinggi. Bermain di pekarangan rumah,memanjat meja di ruang tamu, dan banyak hal yang lain lagi tanpa takut itu dapat membahayakan dirinya. Seorang anak yang sehat, seperti seorang dewasa yang sehat pula, senang menguji dan mengembangkan dirinya. Sewaktu kita melakuhkan langkah-langkah pertama kaki kita gemetar.Setelah kita mencoba dan mencoba pelan tapi pasti kita mulai menguasai seni berjalan, saat itulah Kita mulai mengambil resiko. Dan kita menyukainya.
Bagaimanapun juga , antara usia dua tahun dan dua puluh lima tahun, banyak orang yang mengalami perubahan sikap secara dramatis. Mereka menghabiskan malam-malam mereka terpaku di depan Televisi, terpesona oleh para pahlawan gagah berani ciptaan imajinasi manusia. Mereka terlalu banyak menonton tontonan sabun dan komedi situasi, sementara mereka merasa bahwa realitas hidup mereka semakin membosankan saja dari tahun ke tahun berikutnya.
Bumbu kehidupan adalah melakukan hal-hal baru, dalam menempa sesuatu dari subtansi Kita sendiri. Pencarian akan keselamatan dan keamanan telah melumpuhkan daya hidup Kita. Puncak dari keselamatan dan keamanan, serta beban dari segala rasa takut, adalah nanti kalau kita sudah dibaringkan di Sepetak Lubang kubur Kita.
Dalam mencintai dan menyayangipun, ada resikonya, Ketika mengatakan kepada orang lain dengan kata” Aku mencintaimu, Aku menyukaimu”bisa merupakan tindakan yang mengandung resiko untuk di tolak, tetapi balasannya juga bisa fantastis Pada kenyataannya alam ini akan terus mendorong Kita untuk berkembang.Semua terpulang pada cara pandang kita, respon kita terhadap segala sesuatu yang menimpah kita.
Untuk memperoleh sesuatu, Kita memang harus berani mengambil resiko. Untuk belajar berjalan, Kita harus berani terjatuh dan terluka. Untuk memperoleh uang dari suatu usaha, Kita juga harus berani rugi atau kehilangan uang. Untuk mendapat kesempatan menjadi Juara Suatu Event Kepramukaan, kita harus menghadapi kemungkinan kalah.
Orang-orang yang sukses berani mengambil resiko lebih banyak dibanding orang-orang yang gagal. Itulah sebabnya mereka banyak mengalami kesuksesan. Ini berarti, orang sukses juga lebih banyak menderita kegagalan di banding orang yang gagal.namun sayangnya Kita lebih banyak mengingat bahwa Thomas Edison sebagai penemu atas lampu bolam yang berhasil menyala, dan bukanya atas berapa banyak lampu bolam yang tidak bisa menyala.
Kita bisa memilih Kawan-kawan. Apakah kita benar-benar hidup atau sekedar berada di dunia saja. Hidup di planet ini penuh dengan resiko. Menyebarang jalan penuh resiko, pergi ke kamar mandi juga penuh resiko, makan di rumah makan juga penuh resiko,mau mengadakan suatu event juga penuh dengan resiko, memilih pasangan hidup juga ada resikonya. Intinya Hidup ini penuh resiko. Jadi mari kita keluar menantang bahaya,mengambil resiko, mendaki puncak gunung untuk mendapatkan harta karun dan beberapa buah segar.